KONSEP
LINK AND MATCH ANTARA DUNIA
PENDIDIKAN DAN DUNIA TENAGA KERJA DENGAN PENDEKATAN MARKET LABOUR BASED
Disusun
Untuk
Mengikuti
LKTMI FEB UNAIR 2011
Badan
Eksekutif Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas
Airlangga
Disusun
oleh:
Binti Inazatuz Zahra NIM : 041012202 2010
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS
AIRLANGGA
SURABAYA
2011
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Masalah
ketenagakerjaan di Indonesia kembali memunculkan satu problem yang signifikan,
yaitu besarnya angka pengangguran. Pengangguran disebabkan antara lain karena jumlah lapangan kerja
yang tersedia lebih kecil dari jumlah pencari kerja. Juga kompetensi pencari
kerja tidak sesuai dengan pasar kerja, terjadinya pemutusan hubungan kerja serta kurang
efektifnya informasi pasar kerja bagi para pencari kerja. Menurut data BPS angka
pengangguran pada tahun 2002, sebesar 9,13 juta penganggur terbuka, sekitar 450
ribu diantaranya adalah yang berpendidikan tinggi. Bila dilihat dari usia
penganggur sebagian besar (5.78 juta) adalah pada usia muda (15-24 tahun).
Pengangguran terdidik adalah seseorang yang telah lulus dari perguruan tinggi
negeri atau swasta dan ingin mendapat pekerjaan tetapi belum dapat
memperolehnya. Pada tahun 2008 ini, sebanyak 4,5 juta dari 9,4 juta orang
pengangguran berasal dari lulusan SMA, SMK, program Diploma, dan Universitas.
Artinya, separuh dari total angka pengangguran adalah pengangguran terdidik.
Mereka ini sebetulnya memiliki latar belakang pendidikan yang cukup, namun
tidak terserap oleh pasar kerja. Jumlah pengangguran terdidik meningkat dari tahun ke
tahun. Proporsi penganggur terdidik dari total angka pengangguran pada tahun
1994 sebesar 17 persen, pada tahun 2004 menjadi 26 persen, dan kini tahun 2008
menjadi 50,3 persen.
Pengangguran
terdidik sangat berkaitan dengan masalah kependidikan, antara lain masalah mutu pendidikan, kesiapan
tenaga pendidik, fasilitas, pemilihan jenis pekerjaan yang diminati, dan kurang
sesuainya kualifikasi angkatan kerja terdidik dengan kebutuhan penyedia
lapangan pekerjaan. Tingginya proporsi lowongan kerja untuk sarjana dan
sarjana muda yang belum terisi menunjukkan adanya kesenjangan antara kualitas
penawaran tenaga kerja (dunia perguruan tinggi) dengan kualitas permintaan
tenaga kerja (dunia usaha).
Perguruan Tinggi harus senantiasa meningkatkan
kualitas mata kuliah yang diajarkan kepada mahasiswa maupun fasilitas untuk
kelancaran belajar atau praktik . Pengangguran terdidik harus dikurangi dari dua sisi,yaitu
pendidikan dan ketenagakerjaan. Dari sisi pendidikan, sudah jelas bahwa dunia
pendidikan harus dapat menghasilkan output lulusan yang siap diserap
oleh pasar kerja serta memberikan bekal Enterpreneur
kepada para mahasiswa, supaya tidak hanya menggantungkan dari lowongan
kerja yang ada, tetapi juga mampu
memiliki memiliki jiwa wirausaha dan menciptakan lapangan kerja untuk orang
lain dalam jangka panjangnya. Artinya, pendidikan yang berkualitas yang
berorientasi pada pasar kerja menjadi mutlak.
Berdasarkan
penjelasan di atas penulis menawarkan alternatif pemecahan masalah dalam hal menanggulangi masalah pengangguran terdidik denga cara Perguruan Tinggi
meningkatkan kerjasama dengan perusahaan – perusahaan dengan berbagai program
diantaranya Konsep mata
kuliah yang tertuang dalam kerangka yang lebih operasional di mana dosen
pengajar langsung praktisi bisnis dari
perusahaan – perusahaan, yang memberikan gambaran secara rill tentang dunia
perusahaan dan kebutuhan pegawai untuk perusahaan, selain itu di adakan bisnis visit ke perusahaan – perusahaan
dan magang kerja secara langsung. Serta kerjsama dengan para
praktisi Enterpreneur yang sudah
mapan, untuk memberikan materi di kelas serta memberikan trik – trik dalam
bersaing di dunia usaha yang sehat dan tidak melanggar hukum.
Berbagai proyek kerjasama penelitian antara perusahaan dengan
perguruan tinggi yang melibatkan mahasiswa, dosen, peneliti dan praktisi. Dengan demikian setiap lulusan
memiliki skill yang di butuhkan dalam pasar kerja. Kurikulum
yang di ajarkan juga akan berubah menyesuaikan pasar tenaga kerja
Mewujudkan pendidikan
yang berbasis pada pasar kerja (labour market based). Prosesnya selama
ini adalah product oriented, yaitu dunia pendidikan lebih fokus pada
upaya menghasilkan lulusan yang berkualitas. Namun kualitas dan karakteristik
seperti apa yang dibutuhkan oleh pasar kerja kurang di perhatikan. Konsep link and
match antara dunia pendidikan dan dunia ketenagakerjaan perlu diredefinisi
dengan memasukkan pendekatan market labour based . Oleh
karena itu, labour market oriented, saat ini lebih tepat untuk
menjawab kebutuhan pasar kerja akan tenaga kerja berkualitas, dan pada akhirnya
mengurangi pengangguran terdidik.
1.2
Rumusan Masalah
1.2.1
Apa
penyebab
ketimpangan antara peningkatan pendidikan Indonesia dengan peningkatan realita pengangguran terdidik?
1.2.2
Bagaimana seharusnya bentuk program Perguruan Tinggi sekarang untuk
mencetak mahasiswa yang berketrampilan?
1.2.3
Bagaimanakah program yang diterapkan di perguruan
tinggi sehingga mampu menghadapi persaingan dunia kerja?
1.3 Tujuan Penulisan
1.3.1
Untuk mengetahui penyebab ketimpangan antara
peningkatan pendidikan Indonesia dengan
peningkatan realita pengangguran terdidik.
1.3.2
Untuk menjelaskan bentuk program Perguruan Tinggi sekarang dalam mencetak mahasiswa yang berketrampilan .
1.3.3
Untuk mengetahui program yang
diterapkan di perguruan tinggi sehingga mampu
menghadapi persaingan dunia kerja.
1.4 Manfaat Penulisan.
1.4.1
Bagi penulis
Mampu meningkatkan kemampuan penulis dalam membuat karya tulis serta menambah
wawasan penulis tentang bentuk kerjasama
Perguruan Tinggi dengan Perusahaan.
1.4.2
Bagi pembaca
Bisa menambah wawasan dan sebagai bahan pertimbangan dalam menelaah pengangguran terdidik di Indonesia..
1.4.3
Bagi Perguruan Tinggi dan Perusahaan
Dapat dijadikan tambahan informasi dan pertimbangan dalam
mengambil kebijakan dan tindakan terkait
penetapan kurikulum dan mata kuliah yang di ajarkan serta program –
program yang dibutuhkan mahasiswa sehingga mampu bersaing di pasar kerja. Bagi
perusahaan bisa memperoleh pegawai yang benar benar terampil sesuai dengan
bidang nya dan terlatih.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Pengangguran Terdidik
Pengangguran
Terdidik adalah mereka yang mempunyai kualifikasi lulusan pendidikan
yang cukup (Perguruan Tinggi) namun masih
belum memiliki pekerjaan. Pengangguran terdidik sangat berkaitan dengan masalah
kependidikan berkisar pada masalah mutu pendidikan, kesiapan tenaga pendidik, fasilitas,
dan kurang sesuainya kualifikasi angkatan kerja terdidik dengan kebutuhan
penyedia lapangan pekerjaan.
Berdasarkan penggolongan ini pengangguran dapat digolongkan
sebagai berikut:
1.
Pengangguran Normal atau Friksional (Frictional Unemployment)
Pengangguran
Normal atau Friksional adalah pengangguran yang muncul akibat adanya
ketidaksesuaian antara pemberi kerja dan pencari kerja
2. Pengangguran Siklikal
Pengangguran
Siklikal adalah pengangguran yang menganggur akibat imbas naik turun siklus
ekonomi sehingga permintaan tenaga kerja lebih rendah daripada penawaran kerja.
3.
Pengangguran Struktural (Struktural Unemployment)
Pengangguran
stuktural adalah keadaan dimana penganggur yang sedang mencari lapangan
pekerjaan tidak mampu memenuhi persyaratan yang ditentukan pembuka
lapangan kerja
4.
Pengangguran Teknologi
Pengangguran
Teknologi adalah pengangguran yang terjadi akibat perubahan atau penggantian
tenaga manusia menjadi tenaga mesin-mesin..
Berdasarkan
kepada cirinya pengangguran digolongkan sebagai berikut:
1.
Pengangguran Terbuka (Open Unemployment)
Pengangguran
terbuka adalah tenaga kerja yang sungguh-sungguh tidak mempunyai pekerjaan.
Pengangguran jenis ini cukup banyak karena memang belum mendapat pekerjaan padahal
telah berusaha secara maksimal.
2.
Pengangguran Terselubung atau Tersembunyi (Disguissed Unemployment)
Pengangguran
terselubung adalah tenaga kerja yang tidak bekerja secara optimal karena suatu
alasan tertentu, misalnya pekerjaan yang tidak sesuai dengan bakat dan
kemampuan yang dimiliki.
3.
Pengangguran Musiman (Seasonal Unemployment)
Pengangguran
musiman adalah keadaan menganggur karena adanya fluktuasi kegiatan ekonomi
jangka pendek yang meyebabkan seseorang harus menganggur
4.
Setengah Menganggur (Under Unemployment)
Pengangguran
setengah menganggur adalah tenaga kerja yang tidak bekerja secara optimal
karena tidak ada lapangan pekerjaan, biasanya tenaga kerja setengah menganggur
ini merupakan tenaga kerja yang bekerja kurang dari 35 jam selama seminggu.
2.2 Data Pengangguran
Terdidik
Gambar 2.1 Data Pengangguran
Terdidik
Dari data di atas terlihat bahwa pengangguran terdidik di Indonesia masih
tinggi, baik itu dari lulusan sarjana atau diploma. Tiap tahun data pengangguran terdidik di
Indonesia selalu meningkat.
2.3 Faktor Penyebab Pengangguran Terdidik
1.
Ketidakcocokkan antara karakteristik lulusan baru yang memasuki dunia kerja
(sisi penawaran tenaga kerja) dan kesempatan kerja yang tersedia (sisi
permintaan tenaga kerja). Ketidakcocokan ini mungkin bersifat geografis, jenis
pekerjaan, orientasi status, atau masalah keahlian khusus.
2.
Terbatasnya daya serap tenaga kerja di sektor formal (tenaga kerja terdidik
yang jumlahnya cukup besar memberi tekanan yang kuat terhadap kesempatan kerja
di sektor formal yang jumlahnya relatif kecil).
3.
Belum efisiennya fungsi pasar kerja. Arus informasi tenaga kerja yang tidak sempurna dan
tidak lancar menyebabkan banyak angkatan kerja bekerja di luar bidangnya.
Kemudian faktor gengsi juga menyebabkan lulusan akademi atau universitas
memilih menganggur karena tidak sesuai dengan bidangnya.
4. Pertambahan
angkatan kerja baru jauh lebih besar dibanding pertumbuhan lapangan kerja
produktif yang dapat diciptakan setiap tahun.
Data
pengangguran terdidik di Indonesia cukup banyak, padahal peningkatan pendidikan
di Indonesia cukup signifikan.
2.4 Persoalan – Persoalan
Yang Dihadapi Mahasiswa
Dalam Menghadapi Dunia Kerja
Mahasiswa setelah lulus kuliah tentu
ingin cepat mendapatkan pekerjaan sesuai dengan bidang nya serta gaji yang
memuaskan. Namun di tengan persaingan kerja yang begitu ketat ini menjadi
sangat sulit untuk mewujudkannya.
Memasuki pasar kerja sangat banyak
pesaing yang ada sehingga mahasiswa harus mempunyai soft skill. Selain itu ilmu yang di dapatkan di bangku kuliah
kebanyakan hanya bersifat teoritis sehingga ketika di aplikasikan di dunia
kerja tidak terpakai.
Sebagian banyak mahasiswa juga sering
mengalami kegagalan dalam melamar saat interview,
karena semasa kuliah sangat jarang sekali di ajarkan materi tentang public speaking saat menghadapi tes wawancara atau menghadapi
orang banyak.
BAB III
METODOLOGI PENULISAN
3.1 Sumber Data
Di dalam
penulisan ini, penulis menggunakan data sekunder yang berupa data kepustakaan yang terdiri dari berbagai macam karya ilmiah para ilmuan, buku, jurnal ,
majalah, koran dan internet.
3.2 Teknik Pengolahan Data
Setelah data dikumpulkan,
penulis mengklasifikasikan data-data yang berkaitan dengan permasalahan yang diangkat
dalam karya tulis.
3.3
Analisis Data
Penelitian ini
menggunakan pendekatan analisis deskriptif yaitu penulis memusatkan diri pada
masalah – masalah yang ada pada masa
sekarang. Data yang di kumpulkan mula – mula di susun, dijelaskan dianalisis dan
kemudian dipaparkan dan di interpretasikan untuk mendapatkan pemahaman yang
memadai (Surakhmad, 1994).
BAB IV
PEMBAHASAN
4.1 Peranan Perguruan Tinggi dalam Mencetak Mahasiswa yang
Berketrampilan.
Dalam persaingan global seperti sekarang, peran Perguruan
Tinggi sangat penting dalam mencetak Mahasiswa yang terampil dan handal. Salah
satunya dengan cara bekerjasama dengan perusahaan – perusahaan. Kurikulum yang
diajarkan juga harus disesuaikan dengan perubahan kebijakan pendidikan berdasarkan pasar kerja
(labour market based).
Mata kuliah yang diajarkan juga harus bisa menunjang karir mahasiswa
kedepan dan berbobot serta sesuai pada bidangnya.
Sejalan dengan perubahan kebijakan pendidikan berdasarkan pasar kerja (labour
market based) seperti dijelaskan di atas,
perlu adanya peran yang tepat dalm menghadapi persaingan di duni kerj
nanti sehingga perlu di persiapkan sejk Mahasiswa. Perguruan Tinggi harus
mempunyai beberapa langkah untuk memenuhi tuntutan tersebut, diantaranya dengan
perubahan kurikulum dan lebih
memfokuskan mahasiswa untuk siap kerja. Karena setiap perusahaan membutuhkan
tenaga-tenaga professional yang sesuai dengan kulifikasi yang dicari.
Misalnya Perbankan membutuhkan tenaga
profesional perbankan yang handal, telekomunikasi membutuhkan tenaga
profesional yang handal, begitu pula bidang lainnya.
Namun tidak hanya siap kerja saja
yang harus di bentuk oleh Perguruan Tinggi tetapi juga jiwa entrepreneur. Karena seperti yang kita
ketahui sendiri siklus bisnis selalu bergerak dan setiap pekerja harus siap
dengan segal resikonya. Maka dari itu perlu juga di adakan pelatihan berbisnis
atau berwirausaha yang dibimbing oleh para praktisi secara langsung.
Mahasiswa wajib mengikuti setiap program yang di
berlakukan oleh Perguruan tinggi, sehingga tujuan Perguruan tinggi untuk
mencetak Mahasiswa yang unggul dan kompeten dapat terwujud. Program – program
yang di berikan kepada Mahasiswa harus sesuai dengan bidang dan mempunyai peran
pada karir atau pada dunia kerja nantinya.
Masalah pengangguran terdidik dapat di atasi dengan
adanya peran aktif dari Perguruan Tinggi yang memberikan mata kuliah yang
aplikatif dan sesuai dengan kebutuhan pasar kerja, oleh sebab itu Perguruan
Tinggi perlu bekerjasama dengan perusahaan – perusahaan, supaya mahasiswa mempunyai
skill dan link secara langsung terkait
gambaran di perusahaan.
4.2 Kualitas Mahasiswa yang Mampu
Bersaing di Pasar Kerja
Gambar 4.1 Kualitas Mahasiswa yang mampu bersaing di pasar kerja
Penjelasan
dari gambar di atas adalah mengulas
tentang kualitas mahasiswa yang di butuhkan oleh dunia kerja, yaitu mahasiswa
tidak hanya di tuntut untuk menguasai Hard
Skill tetapi juga menguasai Soft
Skill. Hal ini di karenakan persaingan dalam pasar kerja semakin ketat,
tidak hanya mhasiswa dalam negeri saja yang mencari kerja di dalam negeri
tetapi tidak sedikit pula orang luar negeri yang menjadikan negara kita sebagai
tujuan dalam mencari nafkah.
Mahasiswa
untuk bisa mendapatkan pekerjaan dalam duni kerja tudak bis hanya mengndalkan
nilai akademik saja, namun juga perlu keterampilan lain atau yang biasa disebut
dengan soft skill . IPK (indeks
Prestasi Kumulatif ) yang bagus belum tentu mencerminkan tingkat kemampuan
mahasiswa, maka dari itu perlu adanya pelatihan untuk menciptakan mahasiswa
yang unggul, salah satunya adalah mewajibkan setiap mahasiswa unuk mengikuti
organisasi intra kampus, karena di dalam organisasi seorang mahasiswa di latih
untuk bias mandiri dan bias bekerja dalam tim dalam menyelesaikan suatu
permasalahan ataupun event .
Seperti
yang telah diterapkan oleh Universitas Airlangga dalam memberlakukan SKP (
Satuan Kredit Prestasi) itu merupakan program yng sangat bagus, namun
masalahnya sekarang tidak semua mahasiswa mengetahui SKP ini, oleh karena itu
perlu adnya sosialisasi kepada seluruh mahasiswa dari semua angkatan. Hal yang
perlu di perhtikan lagi adalah porsi dari SKP dalam menentukan kelulusan dan
criteria wisuwan terbaik. Mahasiswa yang unggul tudak hanya menguasai bidang
yang ditekuni saja melainkan juga harus mempnyai soft skill yang mendukung, apalagi di pasar dunia kerja
sekarang ini persaingan semakin ketat akibat globalisasi.
Mahasiswa harus mampu bersaing dalam pasar kerja
dalam mendapatkan pekerjaan, untuk itu mahasiswa harus mempunyai wawasan dan
keahlian dalam bersaing. Dengan adanya peran Perguruan tinggi yang aktif dan
program – program dapat memberikan bekal dalam persaingan kerja.
4.3 Konsep Link and Match Antara
Dunia Pendidikan dan Dunia Tenaga Kerja
dengan Pendekatan Market Labour
Based.
Gambar 4.2 Konsep Link and Match Antara Dunia Pendidikan dan Dunia
Tenaga Kerja dengan Pendekatan Market Labour Based
Penjelasan dari gambar diatas adalah setiap Perguruan Tinggi meningkatkan
kerjasama kepada perusahaan dan para praktisi bisnis dan Enterpeneur. Program yang di jalankan pertama Perguruan Tinggi
bekerjasama dengn para praktisi bisnis
sukses, dan meminta untuk memberikan materi di kelas dan memberitahukan trik –
trik dalam berbisnis. Selain itu mahasiswa juga di latih untuk berwirausaha
sendiri dan mengadakan observasi langsung ke tempat bisnis yng sudah mapan. Dari
kerjasama ini diharapkan setiap mahasiswa mempunyai jiwa Enterpreneur dan mampu menciptakan bisnis sendiri, sehingga tidak
terlalu menggantungkan lowongan yang ada di perusahaan. Dengan alas an setiap
tahun alumni dari mahasiswa jauh lebih besar di bandingkan dengan permintaan
tenaga kerja di perusahaan.
Perguruan Tinggi bekerjasama dengan perusahaan dapat diwujudkan dengan
empat cara diantarnya, pertama
Perusahaan menurunkan para praktisi dan orang – orang yang handal di perusaan
untuk memberikan materi di mata kuliah. Sehingga mahasiswa bisa mengetahui
gambaran perusahaan dalam dunia nyata tidak hanya sebatas teori.
Program yang kedua ada Bisnis Visit
yaitu mahasiswa berkunjung secara langsung kepada perusahaan –
perusahaan yang dituju untuk mengetahui operasional maupun kegatan dalam
perusaan secar langsung. Yang ketiga yaitu adanya magang kerja di perusahaan –
perusahaan , dengan ini mahasiswa benar – benar siap untuk memasuki dunia kerja
yang penuh dengan saingan.
Program yang keempat ini sudah sering dilakukan oleh berbagi kampus yaitu
Job Fair , dengan mempertemukan permintaan dan penawaran tenaga kerja yng di
ikiuti oleh mahasiswa yang memenuhi kualifiksi dengan perusahaan – perusahaan
yang dituju oleh mahasiswa. Selain itu pula mahasiswa haruslah mempunyai
kemampuan Skill , akademik agar
menjadi mahasiswa yang unggul dan mampu bersaing dalam pasar kerja.
Tabel 4.1 Konsep Link and Match yang di terapkan dalam Perguruan Tinggi
Semester
|
Program
|
Waktu
|
2 dan 3
|
Ô
Pelajaran di kelas oleh
praktisi perusahaan dan praktisi bisnis
Ô
Pemberian gambaran tentang
perusahaan dan dunia bisnis atau Enterpreneur
yang sukses
|
Satu minggu lima SKS, tiga SKS untuk mata kuliah dengan
praktisi perusahaan dan dua SKS untuk raktisi bisnis.
|
4 dan 5
|
Ô
Bisnis Visit ke perushaan
secara langsung
Ô
Observasi secara langsung
di tempat bisnis atau tempat wirausaha yang mapan.
Ô
Membuat laporan Observasi dari tempat bisnis laporan
hasil BV dari perusahaan
Ô
Mengetahui operasional
secara langsung
|
Setiap dua bulan sekali ke perusahaan yang berbeda.
Setiap dua bulan sekali langsung observasi di tempat
bisnis yang mapan
|
6
|
Ô Magang kerja di perusahaan yang di pilih dan sesuai dengan
kemampuan mahasiswa
Ô Tes wawancara/Interview secara langsung oleh penguji –
penguji dari perusahaan
Ô Mendapatkan sertifikat Magang dari perusahaan
Ô Mahasiswa harus mampu membuat produk yang akan di pasarkan
secara kelompok
|
Selama satu semester di perusahaan.
Satu semester untuk masa percobaan produk di pasaran
|
BAB V
PENUTUP
5.1 Simpulan
Berdasarkan uraian diatas maka
dapat dapat disimpulkan bahwa :
1.Perguruan tinggi mempunyai peran aktif dalam mencetak
Mahasiswa yang unggul dan kompeten terhadap bidangnya, salah satunya dengan
cara bekerjasama dengan perusahaan- perusahaan dan para praktisi bisnis yng sudah mapan.
2. Program – program yang berbobot dari Perguruan Tinggi yang memberikan
kontribusi mahasiwa dalam bersaing di dunia kerja.
5.2 Saran
Setelah mengetahui banyaknya pengangguran terdidik yang belum mendapatkan pekerjaan beberapa
saran yang dapat disampaikan melalui karya tulis ini, yaitu sebagai berikut:
1.Perguruan Tinggi meningkatkan kerjasama dengan perusahaan
untuk membuat suatu program yang bisa mencetak mahasiswa handal tidak hanya
akademik tetapi juga skill.
2.Mahasiswa wajib mengikuti seluruh program yang di tetapkan
dan selalu di pantau perkembangannya baik oleh Perguruan Tinggi ataupun
Perusahaan.
3.Program
yang kami tawarkan pada karya tulis kami adalah “Konsep Link and Match Antara Dunia Pendidikan
dan Dunia Tenaga Kerja dengan Pendekatan
Market Labour Based
DAFTAR
PUSTAKA
Unmer Malang (1994), Menuju
Manajemen Perguruan Tinggi yang Efisien, Rumusan Hasil Seminar, 27-28 Juli
1994, Malang.
Wahjoetoemo (1995),
Manajemen Perguruan Tinggi pada Era Global, Grasindo, Jakarta.
Mankiw,N.Gregory.2006.Principle of Economics.Jakarta:Salemba
Empat.
Thoni,tonton.2011.Masalahpengangguran.http://tontonthonitonton.blogspot.com/2011/04/makalah-pengangguran-terdidik.html
di akses pada 24 oktober 2011
http://www.selamatkanindonesia.net/index.php?option=com_content&task=view&id=555&Itemid=74 di akses pada 24 oktober 2011
http://www.todaypos.com/new-tabel-pengangguran
di akses pada 24 oktober 2011
http://www.hamline.edu/apakabar/basisdata/2001/07/21/0018.html
di akses pada 24 oktober 2011
http://www.suarapembaruan.com/News/2004/09/07/Editor/edit02.htm
di akses pada 24 oktober 201
http://obycrownz.wordpress.com/pengangguran-dan-krisis-sosial/
di akses pada 24 oktober 2011
http://www.penulisindonesia.com/yuan85/blog/4879
diakses pada 24 oktober 2011
http://www.andisite.com, 2007 di
akses pada 24 oktober 2011
http://www.datastatistik-indonesia.com,
2007 di akses pada 24 oktober 2011
http://www.dephan.go.id, 2007
http://www.google.co.id, 2007 di akses pada 24 oktober 2011
BIODATA PENULIS
Nama :
BINTI INAZATUZ ZAHRA
NIM :
041012202
Jurusan :
Manajemen
Fakultas :
Ekonomi dan Bisnis
Universitas :
Airlangga Surabaya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar