PENDAHULUAN
a.
Latar
Belakang
Jika mengingat kembali slogan yang pernah dibuat
oleh para penggagas lingkungan (1972-1981) yang berbunyi “hanya dalam
lingkungan hidup yang baik manusia dapat berkembang secara maksimal dan hanya
dengan manusia yang baik lingkungan hidup dapat berkembang ke arah optimal”.
Berdasarkan slogan ini memberikan pembelajaran yang berharga bahwa manusia dan
alam harus hidup harmonis untuk menjaga lingkungan sekitar kita. Namun, seiring
berkembangnya jaman, modernisasi menjadi isu paling banyak dibicarakan terkait
semakin berkurangnya kualitas lingkungan hidup akhir-akhir ini. Bahkan isu
pemanasan global yang mengkhawatirkan masyarakat dunia kini kembali menjadi
pemberitaan hangat di berbagai media.
Kondisi alam yang berubah seperti sekarang ini tidak
secara mutlak disebabkan oleh faktor alam itu sendiri yang semakin tua, namun
campur tangan manusia juga ikut andil dalam mengubah sistem tatanan lingkungan
menjadi kondisi yang tidak semestinya. Segala tingkah laku yang dilakukan
manusia pasti memberikan dampak sendiri bagi kelangsungan lingkungan hidup.
Contoh ringannya saja yang sering kita lihat sehari-hari adalah perilaku
masyarakat yang belum mencerminkan cinta kebersihan, yakni membuang sampah
tidak pada tempatnya. Ini hanyalah contoh kecil dari kebiasaan-kebiasaan
manusia yang akan berdampak pada keberlangsungan lingkungan hidup. Proses
industrialisasi dan pembangunan berkelanjutan, perubahan lingkungan global, dan
kemajuan teknologi juga ikut andil dalam mengurangi fungsi dari lingkungan
hidup. Bahkan, pokok perhatian pada dewasa ini berkisar pada beberapa aspek
yang dirasa sebagai tekanan krisis yang membahayakan kelangsungan hidup
manusia, seperti diantaranya ancaman terhadap kejernihan udara dan sumber air,
bahan zat-zat pangan (nutrients),
produktivitas secara kontinyu kekayaan alam beserta flora dan fauna.
Mirisnya, para pelaku dari kebiasaan buruk tersebut
ternyata dari kalangan para pemuda, yang notabene merupakan generasi penerus
bangsa. Hal ini terjadi karena para pemuda sekarang ini memiliki kecenderungan
bersikap acuh terhadap lingkungan sekitar. Sebagian besar pemuda hanya
menginginkan kondisi lingkungan yang asri dan sehat namun mereka sendiri justru
tidak ikut andil dalam pelestarian lingkungan.
Sikap apatis terhadap lingkungan seperti ini salah
satu faktornya adalah kesadaran dari pemuda itu sendiri terhadap lingkungan
sangatlah kurang, ini disebabkan penanaman sikap peduli lingkungan tidak
terbentuk sejak dini. Pengetahuan mengenai lingkungan bisa didapat dalam
pelajaran di bangku sekolah, namun itu dirasa belum cukup membrainstorming anak atau pemuda karena
pelajaran mengenai lingkungn di kelas masih bersifat umum. Apalagi materi
mengenai lingkungan baru diberikan ketika menginjak bangku sekolah menengah,
sedangkan di bangku sekolah dasar hanya sebatas pengenalan dan pengetahuan. Hal
ini yang menyebabkan sikap apatis pemuda terhadap lingkungan timbul, sebetulnya
mereka tahu akan pengetahuan lingkungan, namun karena ilmu yang mereka dapat
hanya bersifat teori maka mereka sebagian besar hanya menjadikannya sebatas
ilmu pengetahuan, tidak diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
Berdasarkan atas fakta-fakta di atas, penulis
tertarik untuk memberikan sumbangsih positif dalam upaya meningkatkan sikap
cinta lingkungan terhadap generasi muda Indonesia dengan menyusun karya tulis
ilmiah yang bertajuk “Penerapan PELANGI (Program Ekstrakurikuler Cinta
Lingkungan Hidup) Sebagai Upaya Penanaman Sikap Peduli Lingkungan Pada Anak
Usia Sekolah Dasar”. Kami mengangkat mengangkat judul ini karena dari segi
psikologi, otak dan daya serap anak usia sekolah dasar berada pada tingkat
maksimum, yang mana dengan kondisi seperti ini kami berniat untuk menanamkan
sikap-sikap untuk mencintai lingkungan dengan program ekstrakurikuler cinta
lingkungan hidup. Hasil dari program ini diharapkan para siswa sekolah dasar
mampu menangkap dan mengimplementasikan materi teori maupun praktik yang
didapat dari ekstrakurikuler ini, tentunya implementasi tidak hanya sebatas
ketika mereka duduk di bangku sekolah dasar, namun ketika mereka sudah lulus
bahkan menjadi dewasa kebiasaan menjaga lingkungan ini tetap bisa dilaksanakan.
Jadi, nantinya dari program ini akan muncul generasi-generasi muda Indonesia
yang benar-benar mencintai dan peduli lingkungan hidup, karena mereka sudah
mendapat ilmu teori maupun praktik sejak dini.
b.
Tujuan
dan Manfaat yang Ingin Dicapai
Tujuan Penulisan
Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penulisan
karya tulis ilmiah ini adalah memberikan solusi pembelajaran terhadap siswa
sekolah dasar mengenai lingkungan hidup melalui kegiatan ekstrakurikuler, ini
bertujuan sebagai penyeimbang dan praktik atas ilmu yang didapat di kelas. Jadi
diharapkan dengan adanya program ini akan terpupuk sikap siswa sekolah dasar
untuk mencintai lingkungan dengan menjaganya secara baik, dan sikap ini akan
terus dibawa sampai mereka dewasa bahkan sampai terjun ke masyarakat nantinya.
Manfaat
Penulisan
Adapun manfaat yang diharapkan dapat dicapai dalam
penulisan karya tulis ini bagi para penulis dapat meningkatkan kemampuan dalam
membuat karya tulis dan menambah wawasan tentang upaya penyelamatan lingkungan.
Bagi para pembaca, dapat menambah wawasan serta
dapat menjadikan karya tulis ini sebagai bahan pertimbangan maupun penilitian
lebih komprehensif dalam mengatasi fenomena apatisme pemuda terhadap
keselamatan lingkungan hidup.
GAGASAN
a.
Keterkinian
Gagasan (Ide)
Sebagai penghuni bumi ini, sudah ditakdirkan manusia
sebagai penguasa lingkungan hidup dibandingkan makhluk hidup yang lain. Sebagai
makhluk ciptaan Tuhan yang berakal budi, manusia mampu merubah wajah dunia dari
pola kehidupan sederhana sampai ke bentuk kehidupan modern seperti sekarang
ini. Namun sayang, seringkali apa yang dilakukan manusia tidak diimbangi dengan
pemikiran akan masa depan kehidupan generasi berikutnya. Banyak kemajuan yang
diraih oleh manusia membawa dampak buruk terhadap kelangsungan lingkungan
hidup.
Proporsi
kerusakan lingkungan yang disebabkan kegiatan manusia sebetulnya jauh lebih
besar dibandingkan dengan kerusakan yang disebabkan oleh alam sendiri. Bentuk
kerusakan lingkungan yang disebabkan manusia di antaranya pencemaran sungai
oleh limbah industri, penebangan hutan secara massal dan ilegal, dan
sebagainya.
Penebangan-penebangan
hutan untuk keperluan industri, lahan pertanian, dan kebutuhan-kebutuhan
lainnya telah menimbulkan kerusakan lingkungan hidup yang luar biasa. Kerusakan
lingkungan hidup yang terjadi menyebabkan timbulnya lahan kritis, ancaman
terhadap kehidupan flora dan fauna, dan kekeringan. Pencemaran lingkungan dapat
terjadi terhadap air, udara ,dan tanah. Masalah lain yang muncul adalah
perladangan hutan secara liar oleh penduduk. Akibatnya keanekaan flora dan
fauna hutan menurun drastis, serta manfaat hutan bagi manusia pun terganggu
bahkan hilang sama sekali.
Tindakan
manusia demikian ini sudah menjadi permasalahan serius negara sudah sejak lama,
bahkan menjadi salah satu konsentrasi pemerintah Indonesia dalam upaya
memberantas pelaku perusakan lingkungan. Tindakan apatis yang merujuk ke anarki
lingkungan ini salah satunya penyebabnya adalah kesadaran dari manusia dalam
menjaga mencintai dan menjaga lingkungannya. Hal ini terjadi karena manusia
tidak terlalu serius apabila dihadapkan pada permasalahan-permasalahan yang
berkaitan dengan lingkungan. Bahkan, di bangku sekolah pun mata ajar mengenai
lingkungan hanya sebatas disampaikan secara teoritis, tidak disertai dengan
praktik ke lapangan. Dengan sistem seperti ini, dikhawatirkan para siswa akan
lupa dengan materi-materi teori yang diterima di bangku sekolah karena dalam kenyataannya
mereka belum pernah merasakan bagaimana cara menjaga lingkungan.
b.
Solusi
yang pernah diterapkan sebelumnya terhadap masalah dalam gagasan
Selama ini
upaya dalam menjaga lingkungan hidup yang ada di Indonesia hanya dilaksanakan
oleh sebagian kecil orang-orang yang sadar akan kondisi lingkungan yang semakin
terancam. Sebagian kecil ini juga merupakan orang-orang yang memang memiliki
bidang atau ilmu yang berhubungan dengan lingkungan, seperti dinas lingkungan
hidup dan LSM yang fokus pada lingkungan hidup. Jadi, jumlah pelaku sadar
lingkungan masih jauh dari jumlah penduduk Indonesia yang sangat besar ini,
padahal diharapkan dari sebagian besar penduduk Indonesia terutama pemudanya
ikut andil dalam menjaga kelangsungan lingkungan hidup ini.
Fenomena seperti
ini terjadi dikarenakan sistem pendidikan Indonesia mengenai mata ajar
lingkungan hanya sebatas teori saja, apalagi dalam tingkat sekolah dasar. Di
tingkat sekolah dasar pengetahuan mengenai lingkungan hidup hanya berupa
pengenalan yang masuk dalam mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA), padahal materi lingkungan hidup membutuhkan
pemahaman yang cukup intensif serta dilaksanakan praktik untuk dapat menerapkan
ilmu itu secara nyata. Dengan sistem seperti ini, dikhawatirkan ilmu yang
didapat oleh sistem masih belum terserap secara optimal karena materi yang
didapat hanya sebatas teori, dengan tidak optimalnya pemahaman tersebut akan
berimbas pada kelangsungan lingkungan hidup karena sangat tergantung oleh para
generasi muda yang nantinya diharapkan dapat menggantikan generasi tua dalam
menjaga lingkungan hidup menjadi lebih baik lagi.
c.
Kemanfaatan
dan kelebihan gagasan yang ditawarkan
Dari upaya-upaya yang pernah dilakukan, gagasan PELANGI (Program Ekstrakurikuler Cinta Lingkungan Hidup)
ini bisa memberikan suatu inovasi baru dalam menanamkan sikap dan jiwa
mencintai lingkungan pada siswa sekolah dasar. Penulis menunjuk siswa sekolah
dasar karena kondisi psikologi maupun daya pikir siswa sekolah dasar masih dalam
taraf optimal atau sangat baik dalam menangkan materi yang didapat. Jadi
diharapkan dengan adanya program ini, yakni kegiatan ekstrkurikuler cinta
lingkungan hidup, para siswa sekolah dasar dapat mengaplikasikan ilmu yang
didapat di pelajaran intrakurikuler sedangkan praktiknya bisa dilaksanakan
dalam kegiatan ekstrakurikuler ini. Dengan begitu, siswa sekolah dasar tidak
hanya menerima materi pelajaran lingkungan hidup secara mentah-mentah, namun
dapat mencerna materinya secara fun sesuai
usia mereka.
Melalui sistem pembelajaran seperti ini, diharapkan
ke depannya para siswa sekolah dasar tetap mengingat dan mengaplikasikan semua
materi baik teori maupun praktik yang didapat di kegiatan ekstrakurikuler ini,
baik ketika mereka melanjutkan ke jenjang lebih tinggi maupun ketika terjun ke
masyarakat kelak. Jadi, generasi muda ke depannya akan menjadi generasi muda
yang cinta dan peduli dengan lingkungan hidup mereka, karena mereka telah
memiliki bekal sejak dini melalui kegiatan ekstrakurikuler ini.
d.
Pihak-pihak
yang dipertimbangkan dapat membantu mengimplementasikan gagasan dan uraian
peran atau kontribusi masing-masingnya
Penerapannya dilakukan langsung kepada siswa sekolah
dasar yang dilaksanakan oleh pembina ekstrakurikuler yang bisa diambil dari
guru sekolah bersangkutan maupun dari pihak yang sudah menguasai bidang
lingkungan hidup. Program ini juga butuh dukungan dari Dinas Pendidikan terkait
sebagai bentuk keikutsertaan dinas dalam mendukung terselenggaranya kegiatan
ekstrakurikuler cinta lingkungan hidup, sebagai upaya penanaman sikap cinta lingkungan
hidup pada anak usia sekolah dasar. Dalam pelaksanaan kegiatan ini butuh
konsistensi dari pihak sekolah maupun dinas pendidikan, agar dalam jangka
panjang program ini tetap terselenggara dengan baik, dengan konsistensi
tersebut diharapkan juga dapat mengajak sekolah-sekolah lain yang belum
terjangkau oleh informasi dapat mengikuti program ini, sehingga Indonesia
nantinya akan memiliki generasi muda yang cinta lingkungan.
e.
Langkah-langkah
strategis yang harus dilakukan
untuk mengimplementasikan gagasan sehingga tujuan atau perbaikan yang
diharapkan dapat tercapai
Langkah-langkah strategis yang dilakukan dalam
pengimplementasian program tersebut yaitu dimulai dengan melakukan sosialisai
terhadap siswa sekolah oleh guru terkait, yang mana dalam sosialisasi tersebut
guru menjelaskan mengenai ekstrakurikuler cinta lingkungan hidup. Setelah
proses sosialiasi, guru mengambil aksi dengan menjadi pembina ekstrakurikuker
tersebut, pembina tidak harus dari dalam sekolah, namun dapat mengambil dari pihak
yang menguasai bidang lingkungan hidup. Dinas Pendidikan selaku naungan dari
sekolah dasar ini juga turut serta dalam pengawasan pelaksanaan program ini,
dimana dalam pengawasan ini dinas pendidikan secara penuh mendukung atas
terselenggaranya program ekstrakurikuler ini. Dengan dukungan dari dinas
pendidikan ini, diharapkan dapat mengundang perhatian dari sekolah-sekolah
sekitar sehingga sekolah tersebut dapat menyelenggarakan program
ekstrakurikuler cinta lingkungan hidup juga di tempatnya.
Dari pengawasan dinas pendidikan tersebut,
diharapkan bisa disampaikan ke kementerian pendidikan nasional guna menjadi
pertimbangan dalam mewujudkan program esktrakurikuler cinta lingkungan hidup
untuk sekolah dasar di seluruh wilayah Indonesia, sehingga ke depannya
Indonesia akan memiliki generasi penerus yang akan mencintai dan menjaga
lingkungan hidupnya.
KESIMPULAN
a.
Gagasan
yang Diajukan
Sebagai penghuni bumi ini, sudah ditakdirkan manusia
sebagai penguasa lingkungan hidup dibandingkan makhluk hidup yang lain. Sebagai
makhluk ciptaan Tuhan yang berakal budi, manusia mampu merubah wajah dunia dari
pola kehidupan sederhana sampai ke bentuk kehidupan modern seperti sekarang
ini. Namun sayang, seringkali apa yang dilakukan manusia tidak diimbangi dengan
pemikiran akan masa depan kehidupan generasi berikutnya. Banyak kemajuan yang
diraih oleh manusia membawa dampak buruk terhadap kelangsungan lingkungan
hidup. Apalagi sebagian besar dari penyumbang kerusakan lingkungan ini adalah
pemuda, padahal pemuda merupkan generasi yang diharapkan dapat menjaga
lingkungan hidup ini tetap berfungsi.
Dengan memperhatikan fenomena tersebut, penulis
mengajukan sebuah gagasan yang berjudul PELANGI (Program Ekstrakurikuler Cinta
Lingkungan Hidup), yaitu sebuah program ekstrakurikuler yang fokus terhadap
masalah lingkungan hidup hidup. Program ekstrakurikuler ini khusus dilaksanakan
oleh anak sekolah dasar. Kami menunjuk anak usia sekolah dasar karena dalam
masa ini proses perkembangan otak anak dalam tahap yang optimal, yang mana
dapat menangkan semua proses pembejalaran dengan baik dan akan terekam dalam
memori otak mereka hingga dewasa. Jadi, dengan program ini diharapkan dalam
jangka panjang Indonesia akan memiliki generasi-generasi muda yang cinta dan
peduli dengan lingkungan hidup.
b.
Teknik
Implementasi yang Akan Dilakukan
Pengimplementasian program tersebut yaitu dimulai
dengan melakukan sosialisai terhadap siswa sekolah oleh guru terkait, yang mana
dalam sosialisasi tersebut guru menjelaskan mengenai ekstrakurikuler cinta
lingkungan hidup. Setelah proses sosialiasi, guru mengambil aksi dengan menjadi
pembina ekstrakurikuker tersebut, pembina tidak harus dari dalam sekolah, namun
dapat mengambil dari pihak yang menguasai bidang lingkungan hidup. Dinas
Pendidikan selaku naungan dari sekolah dasar ini juga turut serta dalam
pengawasan pelaksanaan program ini, dimana dalam pengawasan ini dinas
pendidikan secara penuh mendukung atas terselenggaranya program ekstrakurikuler
ini. Dengan dukungan dari dinas pendidikan ini, diharapkan dapat mengundang
perhatian dari sekolah-sekolah sekitar sehingga sekolah tersebut dapat
menyelenggarakan program ekstrakurikuler cinta lingkungan hidup juga di
tempatnya.
c.
Prediksi
Hasil yang Akan Diperoleh (Manfaat dan Dampak Gagasan)
Dalam jangka panjang program ekstrakurikuler cinta
lingkungan hidup ini akan memberikan manfaat pada proses keberlangsungan
lingkungan hidup di negara Indonesia dengan generasi mudanya yang mencintai dan
mampu menjaga lingkungan hidup bukan hanya teori, karena sudah dari sejak dini
mereka telah mendapatka pengetahuan mengenai lingkungan hidup baik itu teori
maupun praktik. Dengan demikian, Indonesia akan terisi oleh pemuda-pemuda yang
akan siap menghadapi segala ancaman dampak dari lingkungan hidup yang mulai
rusak dengan mengimplementasikan ilmu-ilmu mereka. Adapun dengan keberadaan
mereka di masa depan kondisi lingkungan hidup Indonesia akan tetap terjaga
keberlangsungannya.
DAFTAR
PUSTAKA
Setiono, Kusdwiratri, dkk. 1998. Manusia, Kesehatan dan Lingkungan.
Bandung : Alumni.
Zen, MT. 1979. Menuju
Kelestarin Lingkungan Hidup. Jakarta : PT Gramedia.