Bibir terkunci tak sanggup berkata
Bising sunyi mendekap kalbu
Gema alunan cinta kian menyapa
Mengoyak keheningan palung hati
Kala terpancar sinar sang surya
Jiwa redup tak kuasa berdiri
Ingin ku terbang dan kusapa mentari
Biarlah merasuk dan mengalir di
darahku
Hanya ungkapan kata itu
yang mampu dikenang dalam selimut kegelapan kalbu Prisca, terkikis karena luka.
Luka menyayat dan begitu perih.
Kisah ini berawal dari
seorang gadis jelita dengan rambt terurai panjang yang tengah menghadiri pesta sweet seventeen Wulan. Begitu anggun
Prisca mala mini, semua mata tertuju pada sosoknya yang menawan, di balut
dengan gaun panjang berwarna green dengan rambut tertata indah semakin melengkapi keanggunannya.
Pesona kecantikannya menyebar di setiap langkahnya, namun tak seperti gadis
yang lain Prisca datang seorang diri.
“Selamat ulang tahun ya
Lan” ucap Prisca semabari cipika cipiki.
“Ni kado buat kamu”
Prisca menyodorkan bungkusan kecil yang di bungkus mama nya tadi sore.
“Thanks ya Pris” Wulan
menerima sembari tersenyum.
“Temen – temen yang
lain mana?” tanya Prisca matanya sambil melirik – lirik.
“Ada kok, tadi udah
pada datang, yuk kita kesana” Wulan menggandeng tangan Prisca
Mereka berdua melangkh
ke posisi teman – teman Prisca dan Wulan yang menampak kan batang hidungnya
lebih awal, beberapa menit lalu.
“Wuizzhhh, Pris cantik
banget kamu mala mini “ Rizky berkata dengan pasang muka kagum menatap Prisca.
“Biasa aja kali, emang
dari dulu aku juga cantik” Prisca menjawab dengan gaya centilnya
“Cantik sihh, tapi kok
gak puny pacar ya???” sindir Sari
“Iya tuh Prisca, gak
laku – laku” ledek Andre dan seluruh teman Prisca menertawakannya
“Yee.. pada menghina aku.
Gak laku Kamu bilang, sebenarnya bukannya aku gak laku ya, tapi aku itu pilih –
pilih yang berkualitas and so pasti sesuai dengan tipe aku” dengan wajah
sumrigah Prisca menjawab.
“Emang seperti apa sih
tipe kamu Pris?” Tanya Rizky.
“Dia itu keren, cowok
yang bisa membuat hati…..”
Belum selesai Prisca
merampungkan kalimatnya, tiba – tiba tubuhnya terguncang dan jatuh. Ada sosok
tinggi yang menabrak tubuh mungilnya.
“Maaf, aya tidak
sengaja” Tangan nya membantu Prisca berdiri
Prisca berdiri
tercengang sosok asing yang yang ada di depan bola matanya.
Sumpah
deh,ni cowok keren banget
“Kamu gak papakan?”
Prisca menjawab dengan
nada gugup “Ehmmm aku gak papa kok “
“Sekali lagi aku minta
maaf ya “ cowok putih itupun tersenyu
sembri berlalu meninggalkan Prisca dalam kekaguman nya. Cewek ini cantik juga.
Temen – temen Prisca
menyoraki, wajah Prisca tampak merah seperti udang goreng.
“Cie cie.. ada yang
lagi kesengsem dengan cowok nih ya… “ goda
Amel
“ Apa sehh kalian,
biasa aja kali “Prisca menjawab dengan wajah malu – malu.
Siapa ya cowok tadi, gak pernah liat dia dehh
“Pris yuk kita kesana,
udah mau mulai acara potong kue nya” ajak Sari yang membuyarkan lamunan Prisca.
“Hmm apa Sar? Aku gak
denger”
“Tuh kan, agi nglamunin
cowok tadi?” Sari menebak isi hati Prisca
“Ah kamu, kgak juga,
ngapin mikirin cowok kay dia”
“Ya udah deh kita
langsung cap cus kesana” Sari menggeret tangan Prisca ke tempat potong kue.
Menit demit berlalu,
acara berlangsung dengan meriah dan sukses, Usai acara makan makan yang
prasmanan di lengkapi dengan menu yang terhidang special. Seluruh teman – teman dan tamu undangan berpamitan kepada
Wulan yang berdiri berjejer dengan Mamanya.
“Lan, aku balik dulu
ya?” Prisca menyalami Wulan.
“Pris, kamu jangan
pulang dulu ya, aku ada perlu dengan kamu bentar” menarik tangan Prisca ke arahnya.
“Perlu apa Lan?” Prisca
sedikit bingung
“Ah aku tahu, pasti kamu
di suruh bantu bers – beres dan cuci piring” jawab Sari
“Ya enggak lah, udah
deh gak usah banyak Tanya” Wulan menjawab
Sedikit demi sedikit
tamu undangan Wulan meninggalkan tempat pesta, dan bergegas ke kediaman masing
– masing. Wulan menarik tangan Prisca dan di gandeng menuju taman di depan
rumah.
“mau ngapain sih Lan,
kamu ngajak aku kesini segala? Ini udah malem ya, ny=tar supir ku nunggu lama kamu,
udah tak suruh jemput dari tadi”
“Prisca cantik, tokamung
ya jangan bicara sebentar aja, berisik tahu, ntar kamu juga tahu kok” Wulan dan
Prisca berhenti melangkah.
“Dit, sorry ya nunggu
lama, aku tadi masih salamn saman temen – temen ku” Wulan mendekat kea rah
sosok tinggi di depannya.
Siapa
tuh cowok, kayak nya aku pernah ketemu, kakamu dilihat dari pakaiannya…..
Prisca memutar memori otaknya untuk mengingat
memori yang terekam, sementara Wulan dan cowok tinggi itu berbisik –bisik.
“Pris, kenalin ini
Radit teman SMPku yang pernah aku certain ke kamu”
Prisca kaget setengah
mati, matanya terbelalak
“Hay , Aku Radit”
sembari mengulurkn tanganya di sertai senyum yang mengembang.
Dengan hati nervous
Prisca menyambut tangan Radit “ Prisca”
Ya ampunn, ni kan cowok yang nabrak aku tadi,
oh my god handsome banget.
Radit jug menampakkan
ekspresi yang sama, senyumnya begitu manis.
Cewek manis banget ya.. cantik lagi..
Mereka bertiga
berbincang – bincang di taman, namun tiba – tiba Mama Wulan memnggil untuk
masuk kedalam ada sahabat mamanya yang ingin bertemu
“Aku tinggal bentar ya
Dit, awas ya jangan ngapa – ngapain Prisca”
Lama
juga gak papa Lan, aku betah kakamu sama cowok bening kayak gini
“ Iya sip lah beres
pokonya, emangnya aku anak kecil apa”
Wulan beranjak kedalam
“ Aku kedalam dulu Lan”
“Oke , jangan lama –
lama ya”
Di taman hanya ada dua
insane, di bawah cahaya bulan purnama dan disasksikan bintang yang berkelip
riang menjadi saksi pertemuan pertama antar Radit dan Prisca. Merh merona paras
Prisca dan tak sanggup berkata sepatah kata pun, Radit merdam suasana yang
mencekam. Dengan mengajak ngobrol Prisca. Belum begitu lama mereka berbicara,
tiba – tiba Black Barry Prisca mengeluarkan nada –nada indah.
“Halkamu, iya Mam ada
apa?. Iya ini juga mau pulang kok Mam, Oke Mama ayang”
Prisca menutup
ponselnya.
“Disuruh pulang ya?”
tanya Radit
Prisca tersenyum “ iya,
aku balik duluan ya Dit”
“Mau aku anterin pulang
Pris?”
“Gak usah, aku udah di
tunggu supirku sejak tadi di depan”
“Hati – hati ya, Senang
berkenalan dengan kamu” pesn Radit seraya tersenyum
“ Oke, nice to meet you
too”
Prisca melangkah ke
temapt Wulan dan berpamitan.
Prisca meninggalkan
kediaman Wulan dan bergegas ke rumahnya.
“ Gimana Dit, Cantik kn
temen aku” tanya Wulan pada Radit yang nyengar nyengir sendirian.
“Kali ini aku hargai Kamu
gak hanya seratus lan, tapi seribu, Kamu gak salah milih cewek, dia benar –
benar cantik”
***
Semenjak pertemuan di
pesta tadi, tak sedetikpun bayangan radit sirna di mata Prisca. Begitu juga
dengan Radit, senyum manja Prisca
melekat di pelupuk matanya. Kedua insane yang tengh kasmara itu sulit
memejamkan mata.
Ya
Tuhan, rasa apa yang melanda hatiku ini, mengapa aku begitu sulit menghapus
bayangan parasnya, masak aku suka sama Radit. Aku jatuh cinta pada pandangan
pertama.
Prisca senyum – senyum sendiri sembari memeluk
gulingnya dan membenamkan wajahnya di guling. Sama halnya dengan Radit, diatas
ranjang matanya berkerlap – kerlip angannya melintasi awan lamunan nan tinggi.
Prisca,..
nama yang indah, seindah orangnya, mengapa aku gak bisa melupakan senyumannya.
Mengapa dadaku berdegup kencang saat menatap bola matanya. Mungkinkah aku jatuh
cinta pada pandangan pertama.
Radit tersenyum manis,
tangannya membenahi posisi bantalnya. Dipejamkan matanya dalam hati penuh
harap.
Aku
berharap Prisca juga merasakan hal yng sama seperti aku.
***
Mentari pagi telah
menypa dengan sinar hangatnya, Prisca bersemangat dengan hati berbunga – bunga
bergegas ke sekolah se usai sarapan dan diantar dengan supir pribadinya. Prisca
sudah tidak sabar menceritakan kejadian semalam yang menimpa dirinya kepada
Septi, sahabat karib sekaligus teman sebangkunya.
“Masak sih ganteng
banget? Ganteng mana sama Ardi?” Septi
membandingkan dengan cowok terkeren di sekolahan.
“Yahhh Ardi mah lewat”
“Lewat mana Jenk?” goda
Septi
“Maksud aku Ardi jauh
banget lah kakamu di bandingin dengan Radit. Kamu sihh tadi malam gak datang ke
pestanya Wulan, makanya gak tahu”
“Aku penasaran tuhh ma
dia, seperti apa sihh gantengnya”
“Gak usah penasaran,
aku juga pasti kenalin ke kamu kok, asal….. kamu…”
“Aku kenapa???” Tanya
Septi heran
“Kamu gak naksir ma
dia” Prisca tertawa
“Yeee. Gak lah aku kan
sudah punya Rangga, gak mungkinlah aku suka sama cowok lain” sanggah Septi
“Eh Sep, tapi…..”
“Tapi kenapa Pris?”
“Aku lupa gak minta
nomer HP nya dia” Prisca sedikit bingung
“Yah kamu Pris, gimana
bisa menghubungi dia kalo gak punya nomer nya”
Tiba – tiba Wulan
menghampiri Prisca yang tengah berbincang dengan Septi di bangkunya.
“Pris, nomer HP kamu
ganti ya?” Tanya Wulan
“Gak tuh Lan, nomer ku
tetep kok”
“Tapi Rdit menghubungi
kamu katanya nomer kmu gak aktif”
“Radit?” Prisca shock
namun berbunga – bunga
“Iya tadi malem dia
lupa minta nomer HP kamu, terus dia minta ke aku, aku kasih nomer kamu yang
belakangnya 622 tapi pas dihubungi gak bisa”
“Kalo nomer yang itu
emang udah gak aku pake Lan, nomerku sekarang ganti”
Tiba – tiba Bu Heny
guru matematika memasuki ruang kelas
“kalo gitu kamu ketik
nomer baru kamu di HP ku” Wulan menyodorkan HP nya. Prisca mengetik angka
085735648224
“Udah ni Lan”
“Ya udah aku balik dulu
ya” Wulan menuju ke kelasnya di XI IPA 3
Pelajaran pertama hari
Rabu ini Matematika.
“Berarti ini tanda –
tanda Pris”
“Tanda – tanda apa?”
“Radit juga suka sama
kamu”
Prisca tersenyum “
harapan ku juga gitu Sep”
“Radit skul dimana
sehhh? Tanya Septi
“Dia di SMAN 17
Jakarta”
Mereka asik berbincang
sendiri, akhirnya mendapat teguran dari Bu Heny.
Mulai hari itu, Radit
dan Prisca sering SMS-an dan sering pula jalan berdua. Mereka sering ke XXI,
Ancol, Dufan ato tempat jalan yang lain. Semakin hari hubungan mereka berdua
semakin lengket seperti gula dan semut. Hari – hari Prisca dipenuhi dengan
lembaran – lembaran indah bersama Radit. Prisca begitu bahagia dalam menjalani
hari – harinya.
Satu bulan telah
berlalu. Seperti yang terduga, Prisca dan Raditpun jadian. Namun seiring
kedekatannya dengan pujaan hatinya ini, Prisca menjadi pribadi yang berubah.
Prisca selalu berusaha berpenampilan cantik dan seksi di hadapan Radit sampai –
samapi di merubah penmpilannya demi Radit. Dalam benak Prisca, dia harus tampil
perfect di hdapan sang kekasih hatinya. Meski
sebenarnya Prisca bukanlah cewek yang suka dandan, tetapi hal ini tetap dilakukan
demi nenyenangkan Radit.
Septi mencoba
mengingatkan Prisca tentang rasa yang mengganjal hatinya. Septi begitu kecewa
atas perubahan yangdrastis dari shbt bikny sejk SMP itu.
“Pris, yang namanya
cinta itu harus menerima dengan apa
adanya bukan malah merubah”
“Maksud kamu apa sih
Sep, aku gak ngerti”
“Kamu sekarang itu
banyak berubah, gak seperti dulu Prisca yang aku kenal, aku merasa kamu
sekarang menjadi orang asing semenjak kamu jadian dengan Radit”
“Berubah gimana siih
Sep? perasaan aku juga seperti biasanya aja”
“Sekarang kamu gak ada
waktu lagi buat aku Pris, kamu sering berangkat tela, gak pernah ngerjakan PR,
kalo di kelas sering tidur, penampilan kamu juga berubah, mulai dari cara berpakaian,
tatanan rambut samapai make up kamu”
Prisca mencoba membela
diri dengan berbagai alasan.
“Septi kamu kaya baru
kenal aku aja siihh. Aku berangkat telt karena kesiangan, kadang lupa gak
ngerjain PR soale pulng mlem udah capek nyampe rumah, kalo gak ada waktu buat
kamu kan kamu juga sudah ada Rangga. Kalo penampilan aku memang berubah demi
Radit karena dia suka aku dandan yang seperti ini. Aku sekarang punya Radit
jadi aku mohon kamu ngerti ya Sep”
“Iru semua bisa terjadi
karena kamu kalau malam dugem sama Radit kalau gak gitu ke XXI atau nemenin
Radit maggung sampai larut malam, aku memang punya Rangga Pris, tapi kta ini
sahabatan Pris. Sesibuk apapun aku dengan Rangga aku selalu ada waktu buat
kamu, buat kita sharing- sharing bareng”
Prisca terdiam seribu
bahasa
“Pris, aku itu aying
sama kamu sebagai sahabat, aku gak mau kamu menyesal nantinya, kalo Radit
mencintai kamu dengan tulus, dia pasti menerima kamu apa adanya. Bukan malah
merubah menjadi seperti yang dia inginkan, kalau seerti itu namanya perjanjian
bukan cinta”
Prisca tercengang
mendengar penuturan sahabatnya
“Tapi aku bahagia kok
Sep, dengan perubahan ku yang sekarang”
“Pris, kamu harus sadar
donk penampilan kamu itu sudah gak wajar, anak – anak pada ngomongin kamu “
“Ya biarin mereka mau
ngomongin apa tentang aku, paling juga iri sama ku”
“Pris, aku mohon kamu
sadar donk, Radit itu cowok yang gak baik buat kamu, dia hanya mempermainkan
kamu aja” Septi menasehi
“Apa kamu bilang? Radit
cowok yang gak baik. Apa maksudny a? Jangan sembarangan ngomng ya Sep,aku lebih
kenal dekat dengan Radit, dia baik kok”
Terserah deh Pris kalau
kamu gak percaya, tapi aku yakin suatu saat hubnungan kamu ma Radit akan
berakhir”
“Kamu gak usah sok tahu
ya Sep, okelah kalau kamu memang gak suka dengan hubungan ku dengan Radit tapi
jangan mendoakan jelek kaya gitu donk”
Prisca sinis
“Aku gak do’ain Pris
tapi aku gak mau kamu terluka Pris gara – gara cowok playboy itu “
Apa? Radit playboy?
Jangan ngawur ya kalau bicara Sep”
Aku gak ngawur Pris,
tapi aku tahu dengan mata kepalaku sendiri dua kali aku tahu Radit berduaan
dengan cewek yang berbeda di Bioskop”
“Okelah Sep, kalo
pandangan kita memang sudah berbeda, mendingan kita putus persahatn aja Sep,
aku gak mau kamu jelek – jelek in Radit, dimana – mana yang namanya sahabat itu
mensupportbukan malah menghujat”
Prisca berdiri dari
tempat duduknya dan meninggalkan Septi
yang masih duduk di meja makan restoran ternama di Jakarta itu.
“Prisca…. Prisca.. kamu
jangan marah gitu… “
Septi hanya bisa
menghela napas panjang sembari berdo’a
Ya Tuhan, sadarkan Prisca, sahabatku, aku gak
mau terjadi apa – apa dengan dia.
***
Hubungan Prisca dan
Septi retak hanya karena seorang cowok. Ibarat pepatah Karena setitik rusak
susu sebelanga. Persahabatan yang telh di bangun sejak SMP dulu harus berakhir
karena seorang cowok.
Prisca lebih percaya
dengan Radit daripada septi sahabatnya, padahal semua ucapan Septi adalah
fakta. Namun pintu hati Prisca telh tertutup oleh cinta buta. Semua ucapan dan tindakan Radit dianggap benar. Radit
adalah cowok playboy dan suka mempermainkan
perasaan cewek.
Suatu malam Prisca dan
Radit tengah menikmati hangout di Mall, tiba – tiba seorang cewek berambut
pendek sebahu langsung memeluk Radit tanpa sungkan.
“Ayang.. aku kangen
banget sama kamu, kenapa HP kamu gak pernah aktif, apa kamu ganti nomer ayang?”
Radit melepas pelukan
cewek berambut pirang tadi “ Aku lagi sibuk May, jadi HP ku jarang aktif”
Siapa
tuh cewek payang ke Radit, Aku itu pacarnya radit, enk aja manggil ayang… ihhhh
nyebelin…
“Sapa dia..????”
sembari menatap Prisca dengan pandangn heran
“Ehmmm.. dia.. dia..”
“Siapa dia? Selingkuhan
kamu ya?”
Maya marah – marah di
depan umum
“Eh siapa sih Lo, gua
ini pacarnya Radit, jadi jangan berani – berani mendekati Radit, atau Lo
berurusan sama gua” tantang Maya pada Prisca
Prisca hanya bisa diam
seribu bahasa, dia tidak phm dengan situasi yang ada. Radit meredam suasana dan
mencoba menjelaskan kepada Maya. Namun malah tamparan keras dari Maya yang di
dapatkan di pipinya yang mulus.
Mata Prisca berkaca –
kaca seolah tak percaya dengan yang terjadi di depan matanya tadi. Maya
berlalu.
“Ayang,cewek tadi itu
siapa??? Pacar kamu kah??” Tanya Prisca.
Radit gugup” ehm..
bukan.. dia bukan pacar ku..”
“Terus kenapa dia
panggil ayang dan marah –marah sama aku?”
“ Itu karena…..”
“Sudah lah Dit, aku
sudah tahu semuanya , kamu jahat, aku benci kamu. Kita PUTUS”
“Prisca dengerin dulu
penjelasan aku… “
Prisca berlari
meninggalkan Radit sembari meneskan air mata menuju ke lantai dasar dan Radit
berusaha mengejar namun Prisca tetap berlari dan berlalu. Prisca pulang naik
taxi. Di dalam taxi air mata Prisca tak henti – hentinya meleleh hatinya hancur melebur dan sangat menyesali
karena tidak mendengar nasehat Septi.
Radit tak kuasa untuk membendung
perasaan dalam kalbunya. Sejujurnya Prisca adalah gadis pertama yang membuat
Radit merasa nyaman dan Radit begitu menyayanginya. Radit menguras otaknya
memikirnya cara bagaiman mendapatkan kata maaf dari Priscadan bisa balik
seperti yang dahulu lagi.
Pokok
nya aku harus bisa mendapatkan Prisca, terlalu sulit dia untuk dilupakan, aku
kangen dengan sifat manjanya dan dia Prisca yang selalu perhatian dengan aku,
dari semua pacar – pacar ku hanya dia yang paling perfect.
Radit berdiri di dekat
candela kamarnya, ikirannya tak mampu lepas dari Prisca. Berbagai trik telah
dipersiapkan Radit untuk mendapatkan cinta dari Prisca lagi.
Prisca menangis tersedu
– sedu di kamarnya, Septi sedang ada di luar kota berada di kediaman tantenya
yang sedang ada acara, Prisca menyesali sikapnya yang tidak memerdulikan
nasehat sahabatnya. Ditengah mala mini, di temani buln sabit Prisca menguras
air matanya ditemani luka yang menganga. Prisca menghubungi Septi namun tak ada
jawaban. HP nya tidak aktif. Prisca semakin gundah tidak ada tempat untuk
bercurah dan menenangkn diri.
Keesokan harinya Prisca
tidak masuk sekolah, badan nya demam. Radit sepulang sekolah datng ke sekolahan
Prisca namun dia tidak berhasil bertemu dengan Prisca. Setelah cukup lama
menunggu akhirnya Radit mendapatkan informasi dari teman Prisca bahwa dia hari
ini tidak masuk sekolah karena sakit. Radit mencoba mendatangi rumahnya Prisca,
namun malah mama Prisca mengusirnya karena mama Prisca beranggpan dialah sumber
permasalahan Prisca.
Hari pertma Radit gagal
menjalankan misinya. Hari berikutnya adalh hari Minggu, seperti biasanya Prisca
mengikuti privat bahasa inggris di LBB Prima Siswa. Sepulang bimbingan, saat
Prisca menanti sopirnya datang, tiba – tiba ada sosok yang tak asing lagi
muncul di depannya.
“Prisca”
Prisca diam dan cuek.
“Pris, aku mohon
dengerin penjelasan akuini semua hanya salah paham, tolong beri aku kesempatan
kedua kali, aku janji gak akan terjadi
kayak yang kemaren. Aku sangat ayang sama kamu Prisca. Aku gak bisa jauh dari
kamu.
“……………”Prisca
membungkam mulut sembari matanya memandangi layar HP. Berharap supir pribadinya
segera datang.
Radit berlutut di
hadapan Prisca di depan umum. Sembari memegang kaki Prisca.
“Prisca aku mohon beri
aku kesempatan kedua, aku gak bisa hidup tanpa kamu”
Prisca merasa sangat
malu karena di lihat oleh khalayak ramai.
“Radit kamu apa –apaan
sihh, jangan buat aku malu”
“Aku gak akan bangun
kalau kamu gak maafin aku”
Mobil Prisca datang.
Prisca ingin bergegas meninggalkan PRadit namun tak bisa karena kakiny di tahan
oleh Radit.
“Prisca kalau kamu
tidak mau maafin aku, aku akan teriak dengan keras ke semua orang dan bilang
aku ayang kamu”
“Radit kamu jangan gila
donk, lepasin kaki ku aku mau pulang”
Radit tidak melepas
kaki Prisca, namun malah berteriak dengan keras. Semua mata tertuju pada Radit
dengan tatapan heran dan menahan tawa.
“Pengumuman –
pengumuman.. aya adalah laki – laki yang sangat bodoh sudah menyia – nyiakan
seorang cewek cantik yang seperti bidadari, dan aya mohon kalian semua
mendukung agar aya bisa balikan dengan cewek pujaan hati aya ini”
Telingn Prisca perih
juga dan mukanya merah meron, dia malu dengn orang yang lalu lalang. Tangan
Prisca membangunkan Radit.
“Dit, kamu berdiri dn
aku mohon kamu diam, jangan buat aku malu”
“Aku gak mau berhenti
kalo..”
“Iya aku udah maafin
kamu, cepet berdiri dan pergi”
“Aku gak mau hanya kata
maaf tapi aku mau kamu jadi pacarku lagi”
“Apa???”
“Pengumuman –
pengumuman..” belum selesai Radit merampungkan kalimatnya, tangan Prisca
menutup mulut Radit.
“Iya, aku mau jadi
pacar kamu lagi, tapi….”
Radit berdiri “ tapi
kenapa Pris?”
“Kamu harus janji gak
akan mengulangi lagi dan janji kamu gak akan nyakiti hatiku lagi”
“Aku janji Pris, aku
gak akan mengulanginya lagi”
Radit memeluk Prisca.”
Aku gak bisa jauh dari kamu Prisca. Aku ayang banget sama kamu, aku mohon
jangan tinggalin aku”
Prisca juga membalas
pelukan Radit “ Sebenarnya aku juga
ngerasain hal sama Dit”
Mereka berdua jadian
lagi.
“Pak aya pulang bareng
Radit” ucap Prisca kepada supirnya.
Radit dan Prisca
berboncengan motor, mereka berdua pergi ke Dufan. Mereka berdua sudah tampak
akrab lagi dan begitu mesra seolah tak pernah ada pertengkaran.
***
Kabar putusnya dan nyambung antara Radit dan Prisca belum
pernah sampai di telinga Septi dan hubungan mereka berdua masih tetap renggang.
Suatu hari, tepat
dengan hari libur nasional, Radit mengajak Prisca ke Ancol karena disna sedang
ada hiburan music papan atas yang sangat di kagumi Prisca. Usai menonton merek
berdua masih menikmati suasana Ancol yang begitu ramai, mereka berdua naik di
beberapa permainan yang di sukai Prisca.
Usai berheboh ria,
mereka makan di salah satu rumah makan.
“Ayang aku pinjem HP
kamu ya, but bales SMS nya Sari aku lupa belum ngisi pulsa”
Radit merogoh sakunya
dan menyodorkan HP nya “ini ayang”
Usai membalas SMS dari
Sari, Prisca mengembalikan HP nya pada Radit
“Kamu bawa dulu aja Ay,
aku mau ke toilet bentar”
“Oke, jangan lama –
lama ya…”
“Sip lahh, aku segera
kembali”
Prisca duduk sendirian
di meja nomer 4 sembari menunggu pesanan datang. Prisca melihat daftar lagu
yang ada di M3 ponsel Radit, namun hati Prisca tiba – tiba tergugah untuk
melihat folder foto, sangat terbelalk mata Prisca karena di dalam HP Radit
banyak sekli pose Radit dengn cewek – cewek yang tdak di kenali Prisca. Mereka
berpose sanagt mesra. Belum puas melihat folder foto, Prisca melihat inboxdan
sent item ternyata berisi SMS Radit dengan cewek lain yang begitu mesra.
Kurang
ajar banget nichh cowok, dia sudah menyaiti aku untuk yang kedua kalinya, aku
gak akan maafin kamu lagi.
“Maaf y nunggu lama,
tadi masih antre”
“…………….” Cemberut dan menatap
Radit dengan sinis sembari menyodorkan HP nya.
“Ayang, gitu aja marah
sih? Ntar cantiknya ilang lo” Radit menggoda
“Jawab dengn jujur Dit,
siapa Fara? Kenapa dia SMS pake kata sayang”
Waduhh
lupa belum kuhapussms di inbox sama sent item nya.
“Napa diem?” Siap juga cewek yng foto – foto dengan kamu,
kenapa posenya mesra banget sama kamu?”
“Ehmm itu.. itu..”
Prisca berdiri dari
tempat duduknya “Aku kecewa ma kamu Radit, kita PUTUS jangan pernah kamu
menghubungi aku lagi”. Air mata Prisca mengalir dari matanya yang bening.
Radit bangkit dari
tempat duduknya “Prisca dengerin dulu penjelasanku…”
Namun Prisca telah
berlalu meninggalkan Radit. Raut muka Radit tampak kecewa dan penuh sesal. Dinner kali ini merupakan terakhir
kalinya Radit berdua dengan dengan Prisca.
Air mata Prisca
berderai tanpa henti, tubuhnya bergetar, lemas dan tak berdaya. Hatinya bak
tertusuk seribu duri. Prisca memnaringkan tubuhnya di ranjang. Mama Prisca
mengetuk pintu kamar Prisca dan menedaki putrid kesayangannya, ap yng
membuatnya menangis. Prisca langsung memluk mamanya.
“Ada apa sayang? Kenapa
kamu menangis?”
“Radit Ma…..” Prisca
berkata dengan sesenggukan tangis
“Radit kenapa?
Menyakiti kamu lagi?”
Prisca semakin erat
memeluk mamanya dan semakin keras tangisannya, mama Prisca mencoba menenangkan
dengan mengelus rambutnya yang terurai.
“Sabar ya sayang,
mungkin dia memang orang yang tepat buat kamu”
“Prisca nyesel Ma
mencintai Radit, gara – gara dia persahabatanku sama Septi hancur”
“Ya sudahlah, semuanya
sudah terjadi mau disesali juga gak ada gunanya, besok kmu minta maaf sama
Septi dan ajak maen kesini sudah lama dia gak maen kesini”
“Tapi………… Prisca mali
Ma”
“Malu kenapa sayang?
Mama yakin dehh Septi justru malah seneng kalau kalian temenan lagi, karena
sekarang kamu sadar kalau Radit itu cowok yang tidak baik untuk kamu”
***
Tidak seperti hari –
hari biasanya, paras Prisca tampak sumringah. Sikap Prisca ke Septi juga
berubah. Semenjak pertengkaran hebat antara kedua sahabat kecil itu, mereka
tidak duduk satu bangku lagi. Sewaktu pulang sekolah, saat siswa – siswa
berhamburan Prisca menarik tangan Septi.
“Sep, aku mau ngomong
penting sama kamu, bisa kan kamu tinggal sebentar di kelas”
Memandang Prisca penuh
heran “ Oke”
Semua siswa telah
meninggalkan kelas “Sep, aku mau minta maaf sama kamu atas semua sikap ku slama
ini, aku yang slalu egois, tak pernah mendengar nasehatmu. Sep kamu mau maafin
aku kan?” meraih tangan Septi
Septi tersenyum dan
terdiam sejenak “ Ehmmm… maafin gak ya….??? Sudah terlalu kelewatan sikap kamu
Pris, masak lebih percaya sama orang lain dari pada sahabat sendiri”
“Jadi.. kamu gak mau
maafin aku Sep?” Prisca tampak panic
“Ya bener.. aku gak
mau…. Nolak maaf kamu”
Prisca menatap Septi
dengan senyuman. Kedua sahabat itu berpelukan
“Kamu bikin aku shock
Sep”
“Biarin, sudah lama aku
gak ngelihat ekspresi kamu kayak tadi”
Makasih ya Sep, memang
kamu sahabat terbaikku”
Keduanya melepas
pelukan, Prisca menumpahkan segala unek – unek nya dan rasa sakitnya yang
mendalam karena luka dari Radit kepada Septi.
“Ya sudahlah Pris, gak
usah di tagisi lagi, cowok kaya gitu gak pantes buat di tangisi oleh tuan
putrid secantik kamu” goda Septi
Prisca tersenyum “
pasti kamu, suka godain, tapi… bener juga kamu Sep, aku gak boleh menangisi
cowok kaya dia”
“Nah gitu donk baru
namanya Prisca temen Septi yng paling baek”
“Kok temen?” Tanya
Prisca
“Emang apa? Pacar? Ogah
ah aku masih normal, Rangga terlalu manis buat di bandingin sama kamu” septi
tertawa lepas
“Yeee siapa yang suka
sama kamu, aku juga masih normal kali, maksudku adalah sebagai sahabat bukan
temen”
Mereka berdua berjalan
beriringan menuju gerbang sekolah, Prisca menanti sopirnya dan Septi menanti
pujaan hatinya Rangga yang masih mengambil motor di parkiran.
***
Radit menyesali atas
semua sikap nya kepada Prisca , dia sudah menyia – nyiakan kesempatan kedua
yang diberi oleh Prisca. Berulang kali Radit minta maaf namun tetap saja hati
Prisca telah beku, tidak ada ruang untuk Radit.
Radit mendatangi
kediaman Prisca, pertama Prisca tidak mau menemui namun mama Prisca memaksa.
“Ayolah sayang, temui
Radit untuk terakhir kali ini saja, semuanya diawali dengan baik dan harus
diakhiri dengn bik juga”
“Tapi Ma…”
“Gak pake tapi – tapi
an… ayo temin dia, kasian udah nunggu kamu lama sejak tadi”
Dengan terpaksa Prisca
menemui Radit di ruang tamu.
“Kenapa kamu kesini?”
Prisca bertanya dengan muka sinis dan cuek
“Aku mau minta
maaf Pris, kamu mau maafin aku kan?”
“Oke aku udah maafin
kamu, tapi inget jangan pernah ganggu hidupku lagi, dan aku harap ini adlah
pertemuan kita yang terakhir” Prisca
berdiri dari tempat duduknya dan meninggalkan Radit yang masih terdiam di ruang
tamu.
“Prisca… “
Prisca tak menanggapi
panggilan Radit dan terus menaiki tangga menuju kamarnya.
Ya
Tuhan, semoga keputusan yang aku ambil ini adalah yang terbaik untuk aku dan
Radit. Maafin aku ya Dit, aku udah gak bisa ngasih kesempatan lagi ke kamu.
Terlalu dalam luka yang kamu berikan.
Mama Prisca mendekati
radit dan mencoba menenangkan Radit yang tengah galau.
“Tante, tolong saya
bilang sama Prisca kalau saya sangat mencintai dia, saya gk mu pisah sama dia
tante” Ucap Radit penuh harap kepada mama Prisca
“Radit, tante gak bisa
ngomong banyak, yang tahu kepeutusan untuk dirinya adalh Prisca sendiri, jadi
tante gak bisa memaksa hati Prisca. Tante harap kamu ngerti ya”
***
Semenjak Prisca putus
dengan Radit, pintu hatinya tertutup untuk laki – laki manapun. Anggapan
Prisca semua laki – laki sama, hanya
membuat wanita menagis dan mempermainkan perasaannya. Hanya untuk kesenangan
sesaat setelah itu di tinggalkan, setelah itu akan memberikan air mata sebanyak
samudra hindia. Sekarang dia benar – benar konsentrasi dengan sekolah.
Prisca menta kembali
hidupnya yang telah berubah karena Radit. Prisca berusaha menjadi dirinya
layaknya dulu, Prisca yang sederhana dan apa adanya. Prisca mulai menata
sekolahnya lagi, yang sempat porak porandayang terabaikan hampir satu musim.
Pelajaran yang sempat berantakan kini mulai diperbaiki.
Ujian semester kenaikan
kelas beelalu, masa remedy juga telah lewat, saat pembagian raport telah tiba,
benar – benar membelalakkan mata sangat jauh berbeda nilai – nilai yang
berderet di raport Prisca disbanding semester III. Prisca mampu menyabet juara
III di kelas XI IPA 2.
“Selamat ya Pris” Septi
member ucapan sembari memeluk Prisca.
“Makasih ya Septi
sayang”
“Aku ditraktir kan?”
“So pasti, don’t
worry!!! Ntar malem ya sekalian shoping”
“Sip lah, mau di
belikan baju kah aku?”
“Yee… untuk bajunya
beli sendiri donk”
Finally mereka berdua
malam itu shoping setelah hampir satu semester tidak shoping, setelah itu
mereka makan di Restoran favorit Prisca.
Liburan semester IV ini
berdurasi dua pekan. Seluruh siswa kelas XI yang sekrang naik ke kelas XII
mengikuti studitour ke pulau dewata. Mereka begitu menikmati pemandangan di
tanah lot dan pantai yang palig ramai di kunjungi wisatawan asing.
“Eh Sep, kamu tahu gak
cowok yang ada di sebelah aku tadi, ganteng
banget ya” Prisca berkata dengan senyum – senyum manja.
“Cowok yang ada di lift
tadi maksud mu?”
“Bener banget Sep,
kayak idolaku Kiem Hyun Joong”
“Hmmm… ya jauh lah
jenk… plis dehhh. Katanya benci sama
cowok, udah balik normal ni?” sindir Septi dengan khas bercandaanya
“Sial kamu, emang kamu
kira aku gak normal apa? Untuk pacaran aku yang gak mau, tapi kalo…. Sama si
dia tadi mau aku”
Mereka menuruti lantai
enam menuju ke lantai dua di hotel berbintang lima itu untuk dinner bersama.
Studytour
dari Bali berlangsung dengan sukses, setelah
itu Prisca menghabiskan holiday nya di rumah neneknya di kota pahlawan
Surabaya.
***
Hari terus berlalu dan
berganti, tak terasa liburan telah usai. Seluruh siswa SMAN 23 Jakarta memulai
aktifitasnya kembali untuk menuntut ilmu. Prisca kini berada di kelas XII menjadi siswa paling senior di sekolah.
Beruntung sekali Prisca karena masih satu kelas lagi dengan Septi. Tepatnya ada
di kelas XII IPA 3.
“Prisca, dapat salam dari Radit “ kata Wulan yang
sekarang sekelas dengan Prisca.
“Radit? Mantanku?”
“Iya Radit mantan kamu,
dia bilang kangen banget sama kamu”
“Salam balik ya,
bilangin ma Radit ya kalu aku sudah punya pacar”
“Siapa pacar kamu
Pris?”
“Ntar kamu juga tahu
kok Lan, aku duluan yam au ke kantin”
“Oke” Wulan sedikit
bingung
Prisca menarik tangan
Septi keluar perpus menuju kantin.
“Pris, sapa pacar kamu?
Kok kamu gak bilang – bilang. Sekarang main rahasia – raasiaan ya?” Septi
berucap dengan paras kecewa.
“Sttt jangan keras –
keras” Prisca membisiki Septi
“Owww gitu… aku kira…”
Septi senyum – senyum.
“Ayo cepetan kita ke
kantin udah laper banget aku”
Prisca terpaksa
membohongi Wulan karena sebenarnya dia belum mempunyai tambatan hati baru, hl
ini dilakukan supaya Radit tidak berharap lagi kepada Prisca.
Satu minggu berlalu.
Senin pagi ini, suasana kelas Prisca sedikit berbeda. Saat jam pelajaran dimulai
tiba – tiba ibu wali kelas masuk kelas dengan
diikuti sosok tampan, tinggi, putih berseragam abu – abu putih. Ibu wali
kelas memberi tahu kepada seluruh siswa bahwa ada murid pindahan baru. Ibu Ika
mempersilahkan murid baru untuk memperkenalkan diri
“Selamat pagi semuanya”
seluruh mata tertuju pada sosok yang ada di depan kelas
“Selamat pagi” jawab
seluruh siswa kompak
“Perkenalkan nama saya
Dwi Bayu Mahardika, cukup panggil saya Bayu, saya pindahan dari Yogyakarta,
saya pindah ke Jakarta karena mengikuti orang tua saya yang pindah tugas.
Setelah perkenalan itu,
Ibu Ika menyuruh Bayu duduk di belakang Prisca, karena bangkunya masih kosong.
Berdegup kencang jantung Bayu ketika melintasi Prisca.
Cewek
ini senyum nya manis sekali.
Septi membisiki Prisca “Pris, cowok tadi cakep
ya..”
“Ah biasa aja kale, gak
level”
“Jangan ngomong gitu
Pris, ntar kena karma baru tahu rasa”
“Karma apa?”
“Kmu jadi tergila –
gila ma dia”
“Yeee… gak bakalan, Kiem
Hyun Joong terlalu jauh di bedakan sama cowok itu”
Prisca memang sangat
menyukai film Korea Naugty Kiss.
“Prisca, Septi jangan
bicara sendiri” tegur Ibu Ika
“Iya Bu” jawab mereka
kompak
Ibu Ika meninggaljan
ruang kelas, kemudian pengajar fisika Ibu Citra memulai pelajaran.
***
Sebulan telah berlalu.
Prisca semakin akrab dengan Bayu, tanpa disadari Bayu jatuh hati kepada cewek
cantik yang duduk di depan bangkunya. Namun sayangnya perasaan Bayu tidak
terbalas karena pintu hati Prisca telah terkunci rapat.
Minggu pagi. Bayu
dandan rapi dan fancy tak lupa
tangannya menyemprotkan parfum di hem biru kotak – kotak.
“Ganteng banget anak mama mau kemana?”
“Mau kerumah Prisca Ma”
“Hati – hati ya sayang”
“Oh ya Ma, mint doanya
ya”
“Do’a untuk apa?”
“Aku mau nembak Prisca Ma,
semoga nanti diterima ya Ma”
“Pasti diterima donk,
masak ada yang berani nolak anak mama yang cakep ini”
Mama Bayu kenal dekat
dengan Prisca, karena berulang kali Prisca dan teman – temannya belajar bareng
di rumah Bayu. Tangan Bayu menyetir mobil BMW melaju kencang ke kediaman gadis
pujaan hatinya. Sampi gerbang Pak Parjo membukakan pintu gerbang. Bayu memencet
bel, bi Inem membukakan pintu. Bayu menanti Prisca di ruang tamu.
Prisca seusai mandi di
kamar sedang mengeringkan rambut panjangnya dengan hair dryer. Bi Inem mengetuk
pintu dan memberithu Prisca bahwa ada tamu.
“Siapa Bi?”
“Temennya Non cowok
saya lupa namanya”
“Ohh.. suruh nungguin
bentar ya”
Siapa ya??? Andre apa Bayu? Tumben pagi – pagi
sudah kesini.
Kaki Prisca menuruni
tangga menuju ruang tamu menemui tamunya.
“Hay, sorry ya nunggu
lama” Sapa Prisca
Bayu menoleh kea rah
sumber suara “ Gak papa kok, aku juga baru aja”
Prisca duduk di dekat
Bayu “ Tumben Bay, pagi – pagi kesini, dah ganteng wangi lagi lagi, ada perlu
apa Bay?”
“Ehmmm gak ada apa –
apa sihhh, Cuma maen aja”
“Oh gitu, aku buatin
minum dulu ya? Mau minum ap Bay?”
“Apa aja dehh boleh”
Bayu menjawab sembari tersenyum
Aduh.
Kenapa aku jadi nervous gini ya. Pokoknya aku harus bilang sekarang
Beberapa menit kemudian
Prisca datang dengan membawa dua gelag minuman jus Apel. Mama dan Papa Prisca
berpamitan pada mereka berdua karena mau menghadiri undangan.
“Prisca…” meraih tangan
Prisca
Prisca kaget “ Napa
Bay?”menatap Bayu
“Pris, aku sayang
banget sama kamu, maukah kamu menjadi pacarku?” Bayu menatap Prisca penuh
harap.
Bibir Prisca terkunci
tak kuasa mengeluarkan sepatah katapun
“Aku gak tau Pris sejak
kapan perasaan ini hadir, yang jelas aku merasa bahagia bila bersama kamu, kamu
adalah seseorang yang tepat untuk hidup ku”
“Bayu…” mata Prisca
berkaca – kaca
“Aku mohon Pris, jangan
buat aku patah hati, aku janji gak bakal menyakiti hatimu, aku akan selalu
menjaga kamu dan membuat kamu bahagia”
Prisca melepas tangan
Bayu “ Maafkan aku Bay, aku gak bisa nerima cinta kamu “ berdiri dari tempat
duduknya dengan air mata yang mengalir berlari menuju tangga.
“Prisca….”
Prisca
kenapa kamu menangis? Apa ada yang salah dari perkataanku. Apa dia gak suka
sama aku. Tapi kenapa Prisca menangis
Bayu meninggalkan rumah
Priscadengan wajah melas dan kecewa. Bayu menuju kerumah Septi dan mencurahkan
segenap rasa yang mengganjal di hatinya. Septi menceritakan masa lalu Prisca
dengan Radit yang membuat Prisca trauma dengan cowok sampai sekarang. Hati
Prisca masih belum bisa di masuki oleh nama cowok manapun. Rasa perih yang dia
rasakan terlalu membekas. Prisca tidak mau terulang kedua kali.
“Jadi Prisca trauma
dengan cinta pertamanya dulu sehingga dia tidak bisa menerima cowok lagi,
termasuk aku yang sangat mencintai dia”
“Ya, kira – kira begitu
Bay, Prisca menjadi benci dengan cowok kalau menyatakan cintanya semenjak dia
putus sama Radit”
“Tapi Sep, aku itu
tulus sayang sama Prisca, aku bukan Radit, aku sangat mencintai Prisca, aku
ingin selalu menjaga Prisca tidak akan kusakiti dia”
“Aku mengerti Bay
perasaan kamu, tapi Prisca gak mudah di luluhkan hatinya”
“Aku minta bantuan kamu
Sep, untuk meyakinkan Prisca biar mau nerima cinta aku, aku janji Sep tidak
akan menyakiti Prisca, kamu percaya sama aku kan Sep?. Aku mohon Septi hanya
kamu yang bisa membantu aku”
“Ya aku akan berusaha
untuk meyakinkan Prisca, semoga dia bisa membuka pintu hatinya buat kamu. Tapi
inget kamu harus janji”
“Janji apa?”
“Kamu gak boleh
menyakiti hati Prisca dan selalu sayang sama dia, awas aja kalu sampai
menyakiti dia”
“Sweer deh Sep, berani
sumpah aku. Aku akan menyayangi Prisca karena aku yakin Prisca adalah gadis
yang aku cari selama ini”
***
Prisca menguras air
matanya, memory otaknya mengingat masa lalunya yang kelam kisah cintanya dengan
Radit yang berakhir dengan pahit. Sejujurnya di dalam hati Prisca menaruh rasa
yang sama layaknya Bayu, namun setiap teringat dengan luka yang sampai kini
belum sembuh total, Prisca enggan untuk memulai kisah cinta baru. Prisca
bahagia dengan Bayu, namun semenjak Bayu mengungkan perasaannya kepada Prisca
tentang keinginannya untuk menjadi pacarnya, Prisca menjadi benci dengan Bayu.
Dalam benak Prisca Bayu akan melakukan hal yang sama seperti yang dilakukan
Radit.
Bayu,
kenapa kamu ngomong gitu sama aku, maaf kan aku gak bisa menerima cinta kamu,
luka di hati ini belum sembuh dan aku benci pcaran aku benci cinta. Aku gak mau
jatuh untuk yang kedua kalinya. Aku harap kamu ngerti Bay, semoga kamu bisa
mendapatkn cewek lain yang lebih tepat.
Prisca berdiri di dekat
cendela kamar tidurnya, matanya memandang bulan yang tampak separuh, air
matanya masih mengalir.
***
Sikap Prisca terhadap
Bayu berubah 180 derajat. Prisca menjauh dari Bayu dan benci sama Bayu. Septi
selalu meyakinkan Prisca bahwa Bayu cowok yang tepat untuk Prisca tidak seperti Radit. Namun sia – sia
Prisca hatinya masih terkunci rapat.
“Pris, Bayu itu cowok
yang baik, dia tulus sayang sama kamu, cobalah Pris membuka pintu hati kamu
untuk cowok, sudah saatnya kamu itu membuka mata kamu dan melupakan masa lalu
kamu”
“Tapi Sep, luka di
hatiku terlalu dalam, aku trauma dengan kisah cintaku yang dahulu, meski
sebenarnya aku juga gak tega bersikap seperti ini sama Bayu”
“Justru itu Pris, kamu
harus menerima cinta baru untuk menyembuhkan luka lama kamu, buka mata kamu,
buka hati, aku yakin Pris kalau Bayu adalah orang yang bisa menyembuhkan luka
hati kamu”
“Aku butuh waktu sep,
untuk menerima seseorang lagi dalam hatiku”
Septi menyampaikan
hasil percakapannya dengan Prisca kepada Bayu. Bayu tampak sedih, karena Prisca
belum percaya dengan cintanya.
“Sabar ya Bay, aku
yakin Prisca sebenarnya juga suka sama kamu, aku akan terus meyakinkan dia
kalau kamu adalah cowok yang tepat untuk dia”
“Makasih ya Sep, aku
akan tetap bertahan dan menunggu sampai pintu hati Prisca terbuka untuk aku”
***
Dari demi hari terus
silih berganti, perasaan Bayu tak sedikitpun berubah. Prisca masih tetap
bersikap dingin dengan Bayu. Septi senantiasa merongrong Prisca dan meyakinkan
bahwa Bayu adalah cowok yang baik dan tepat. Lambat laun hati Prisca mulai
membuka dan hati Prisca luluh dengn sikap Bayu yang selalu baik kepada dirinya
meski Prisca telah mengacuhkannya. Prisca memikirkan setiap kalimat yang
diucapakan oleh Septi untuk meyakinkan Prisca membuka pintu hatinya. Prisca
teringat kata – kata Bayu seminggu yang lalu saat sepulang sekolah dan dia
menarik tangannya.
“Prisca kalau memang
kamu gak suka sama aku okelah, tapi aku mohon sikap kamu jangn kayk gini sama
aku. Aku maunya kita temenan seperti dulu, aku gak nyaman Pris dengan situasi
seperti ini”
“Bodo ah, lepasin
tangan aku” Prisca meninggalkan Bayu. Septi mengikuti Prisca.
“Sabar ya Bay” Septi
berkata lirih
Prisca tersenyum –
senyum manja. Prisca menyampaikan hasil renungannya kepada Septi melalui ponsel.
Prisca memutuskan untuk membuk pintu hatinya untuk Bayu.
“Jadi kamu mau jadi
pacarnya Bayu?” Septi berkata sedikit terkejut
“Iya Sep, setelah aku
pikir – piker kenapa aku harus menolak Bayu, sudah saatnya aku melupakan masa
laluku dan membuka cerita baru”
“Nah gitu donk baru
namanya Prisca, kapan kamu ngomong sama Bayu?”
“Besok sepulang sekolah
aku mau ngomong langsung sama dia”
“Oke bos, aku dukung
100%. Bayu pasti seneng banget denger nya”
“Tapi inget ya jangan
bilang ke dia, ini buat surpize”
Bayu termenung di
balkon, membayangkan Prisca dan kisah indahnya saat mereka masih akrab,
meratapi nasib cintanya yang bertepuk sebelah tangan. Bayu memandang bulan
separuh di langit dan hatinya menangis.
Mengapa
Pris, hati kamu belum bisa luluh juga, aku itu sayang sama kamu tulus. Aku
bener – bener sayang sama kamu Pris, sampai kapan aku kuat bertahan dengan
perasaan ini. Prisca kalau memang kamu gak mau nerima cinta aku gk papalah aku
bisa terima, tapi aku mohon jangan bersikap dingin seperti ini, aku gak
sanggup. Aku pengen kita seperti dulu bercanda tertawa bersama. Bulan sampaikan pada Prisca aku akan
mencintainya sampai penghabisan nafasku.
***
Rambut panjang Prisca
dikepang dua. Prisca tampak ceria pagi ini, dengan semangat yang tinggi
Prisca melangkahkan kaki ke sekolah.
Hatinya berbunga – bunga. Namun harapan ini pupus setelah diketahui ternyata
Bayu hari ini tidak masuk sekolah.
“Sep, aku mau
kerumahnya dia, aku mau jenguk dia, hatiku gak tenang ”
“Okelah, ntar sepulang
sekolah kita ke rumahnya Bayu”
Sore. Prisca dan Septi
samapai di kediaman Bayu. Namun betapa shock
Prisca ternyata Bayu di rawat di Rumah Sakit. Setelah mendapatkan alamat
rumah sakit dan nomor kamar Bayu dari pembantunya, Prisca langsung mengegas
mobilnya menuju Rumah Sakit.
Sampai di Rumah Sakit.
Prisca dan Sepi menuju tempat opname Bayu. Mereka menetuk pintu, mama dan kakak
perempuan Bayu mempersilahakan masuk. Terlihat Bayu terkulai lemas tangannya di
infuse.
“Bayu…” Prisca langsung
memeluk Bayu.
“Kenapa kamu sakit? Aku
sedih kalau gak ada kamu, Bayu..”
melepas pelukan
“Prisca….” Bayu berucap
lirih sembari tersenyum.
“Bayu.. maafin aku, aku
terlalu egois, aku gak pernah membuka hatiku buat kamu, tanpa aku sadari
ternyata aku juga sayang sama kamu Bay”
Bayu tersenyum manja,
tiba – tiba hidungnya mengeuarkan darah
.
“Bayu, hidung
kamu” Prisca mengambil sapu tangannya
dan mengelap darahnya.
Mama, papa dan kakak
Bayu panic dan memanggil dokter.
“Aku gak papa kok Pris”
Bayu menenangkan Prisca yang matanya mulai berkaca – kaca.
Prisca memeluk Bayu
dengan erat dengan air mata terus mengalir.
“Prisca jangan
menangis, aku mau melhat kamu tersenyum di saat terakhirku ini”
“Ngomong apa sih kamu
Bay, kamu jangan leby gitu, kamu past sembuh kok, kita akan kayak dulu lagi”
Dokter memasuki
ruangan dan memohon semua ornag yang ada
di ruangan untuk meninggalkan ruangan.
“Prisca aku menunggu
kamu di surga” air mata Bayu mengalir dari matanya yang bening.
Semua yang ada di luar
ruangan harap – harap cemas sembari berdo’a.
Dokter keluar dari ruangan,
dan menyamaikan bahwa kondisi Bayu normal hanya saja tidak boleh banyak bicra
karena tenggorokannya masih radang dan perlu banyak istirahat serta tidak boleh
berfikir yang terlalu berat.
Mama Bayu, kak Putri,
Prisca dan Septi memasuki ruang opname sedng Papa Bayu meninggalkan Rumah Sakit
ada urusan penting di kantor yang harus segera di selesaikan.
Mama Bayu langsung memeluk
Bayu.
“Bayu gak papa kok Ma,
Mama jangan khawatir”
Mama bayu tak kuasa
menitikkan air mata.
“Papa mana Ma?”
“Papa ada keperluan
sebentar di kantor, nanti segera kesini lagi” jawab Mama Bayu
“Ma, aku boleh ngomong
sebentar sama Prisca”
Mama Bayu mengangguk
dan tersenyum kepada Prisca.
Bayu menggenggam tangan
Prisca.“Pris,aku tulus mencintai kamu, aku sayang sama kamu dari lubuk hatiku
yang paling dalam, rasa cintaku gak akan berakhir meski nafasku telah berakhir,
cintaku tak akan terhenti meski jantungku telah berhenti berdetak, cintaku tak
akan habis meski usiaku telah habis, cintaku tak akan hancur meski ragaku telah
hancur”
Prisca langsung memelik
Bayu dan tak sanggup berkata apa – apa. Bayu melepas pelukan Prisca. “ Kamu
jangan menangis ya sayang”
“Mama, kak Putri , Bayu
minta maaf ya bila Bayu banyak salah, samapaikan maafku pada Papa juga, aku
sayang kalian semua” Hidung Bayu mengeluarkan darah lagi. Kak Putri langsung
memanggil dokter.
Dokter Irwan memasuki
ruang opname Bayu, dan memberikan pelayanan pada Bayu.
Semua orang menunggu di
luar, Mama Bayu menangis tersedu – sedu. Dokter Irwan keluar ruangan dan member
tahu bahwa Bayu sudah tidak bisa di selamatkan lagi. Prisca langsung lemas tak
berdaya, Mama Bayu pingsan, kak Putri juga ,enangis, suster membawa Mama Bayu
untuk di beri pertolongan.
Baru saja Prisca
terbang bersama indahnya perasaanya, namun semuanya harus terbang secepat itu
pula. Bayu meninggalkan Prisca untuk selamanya. Penyakit sirosis yang di derita
Bayu sejak dua tahun yang lalu memisahakan cinta Prisca dan Bayu.
Dibuat pada tanggal Sabtu 19 September
2009
Tidak ada komentar:
Posting Komentar